Senin, 05 September 2016

Analisis Keseimbangan dalam beladiri langga

Analisis Fisiologi Olahraga Terhadap Beladiri Langga
(ditinjau dari Fisiologi Kesimbangan Sikap Pasang)

 oleh
Hartono Hadjarati

           KESEIMBANGAN Sebutan lain : 1. Equilibrum 2. Balance 3. Poise (sikap tenang) 4. Position (keadaan sikap kedudukan) 5. Stance (sikap) Keseimbangan ialah : keadaan tenang atau tidak bergerak dari suatu benda atau objek. Titik berat badan (centre of gravity) dapat dikatakan sebagai titik keseimbangan. Dan letaknya tetap, selama tidak berubah. Garis berat tubuh ialah arah gaya gravitasi yang bekerja pada titik berat. Merupakan garis vertical yang melalui titik berat. Garis berat manusia ialah garis vertical yang melalui titik berat badan. Setiap perubahan letak titik berat akan menyebabkan perubahan posisi garis beratnya.
     Tingkat keseimbangan (kesetimbangan) " semua benda yang diam (sesuia dengan syarat-syaratnya) dikatakan dalam keadaan seimbang..... Namun tidak semua benda yang diam memiliki stabilitas yang sama". Hal ini bisa dilihat dalam beladiri langga terutama dalam sikap pasang yakni : sikap pasangan dengan kuda-kuda tinggi memiliki keeimbang mantap (stabil), Seimbang mantap (stabil), terjadi jika posisi sebuah objek diubah sedikit dan objek tersebut cenderung untuk kembali pada posisi semula. Seimbang goyah (labil) Seimbang goyah (labil) : terjadi bila titik berat objek jatuh pada titik yang lebih rendah jika objek tersebut di angkat. Seimbang neteral (indifferent) . Seimbang neteral (indifferent) : terjadi jika terjadi sedikit dorongan, objek tersebut tidak akan jatuh ke belakang atau ke depan.
          Analisis Hukum Newton dengan Aplikasi Dikaitkan dengan Kegiatan Beladiri Langga
1. Hukum I      :  Hukum Kelembaman  (Law of intertia)
Ketika  beladiri langga baru dimulai maka kedua Pelangga yang melakukan pertandingan belum melakukan suatu gerakan apapun. Ketika wasit mulai menentukan Pelangga mana yang boleh bergerak mohudu untuk menyerang mohemeto dalam beladiri langga dalam hal peraturannya ada pelangga yang melakukan sikap pasang “mohudu’ yang mohudu adalah posisi cari lawan, sedengankan yang merima tangganan adalah disebut pelangga “mohemeto”. Pelangga yang melakukan sikap Mohudu  akan diam karena belum mendapatkan penyerangan dari pelangga mohemeto, barulah pelangga mohudu akan bergerak ketika ia mendapatkan sebuah gaya dari pelangga yang mohemeto. Hal ini sesuai dengan pernyataan pada hukum Newton I yakni Hukum Kelembaman yang menyatakan suatu benda akan tetap dalam keadaan diam atau dalam keadaan gerak kecuali karena pengaruh gaya yang merubah keadaannya
2. Hukum II    :  Hukum Percepatan (law of acceleration)
Pada beladiri langga, seorang pelangga ”mohemeto” yang  dapat menyerang pelangga yang posisi muhudu disesuailkan dengan sudut serangan yang dilakukan oleh pelangga Mohemeto. Pelangga mohemeto menyerang dengan menggunakan siku dengan sudut tertentu sehingga dapat merobohkan lawan. Maka gaya yang diberikan oleh pelangga mohemeto untuk menyerang pelangga Mohudu berbanding lurus dengan percepatan ketika Mohudu jatuh. Penjelasan di atas sesuai dengan pernyataan pada Hukum Newton II yakni Hukum Percepatan yang menyebutkan bahwa Percepatan suatu benda karena suatu gaya berbanding lurus dengan gaya penyababnya.
3. Hukum III   :  Hukum Reaksi (Law of reaction)

Dalam beladiri tentunya terdapat dua pelangga yang berusaha untuk menjadi pemenang. Jika pelangga mohemeto menyerang pelangga mohudu, maka pelangga mohudu dapat juga mnyerang kembali pelangga mohemeto dengan tempat yang berlawanan. Misalnya saja pelangga mohemeto menyerang perut pelangga mohudu maka pelangga mohudu dapat melawan dengan menyerang kembali bagian dada atau bahkan menjatuhkannya. Pelangga mohemeto menyerang kembali karena berusaha mempertahankan dirinya agar tidak terjatuh. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan hukum Newton III yakni Hukum Reaksi yang berbunyi setiap aksi selalu ada rekasi yang sama dan berlawanan. Hal ini lebih dikenal dengan “Totame maitolo popai”# selamatkan beladiri langga dari kepunahan