Rabu, 02 November 2016

Gerak Budaya Gorontalo



Langga Wujud Kekayaan Gerak Budaya Gorontalo

Foto Proses Mo bayango

Gorontalo kaya akan budaya gerak, tidak saja berkaitan dengan upacara adat tetapi juga aktivitas untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari seperti berkebun, manjat pohon kelapa, menyebarang sungai, dan tari-tarian,  hampir semua bentuk budaya gerak berdampak pada aktivitas beladiri langga. Demikian juga dengan faktor geografis dan topografi daerah masing-masing berdampak pada aktivitas budaya gerak dan memberikan kontribusi yang positif bagi perkembangan beladiri langga. Hal ini bisa dilihat dalam wujud sikap pasang (mohudu) gerak ini di ilhami oleh kebiasan masayarakat Gorontalo kita melakukan perjalanan naik-turun gunung dan menyebrangi sungai, yakni gerakannya selalu serong. Tangan posisi di angkat untuk mendapatkan keseimbangan ketiga melakukan turun gunung atau menyebrangi sungai.
Bukti dari seluruh aktivitas gerak budaya yang nampak disetiap wilayah dalam Gorontalo seperti naik-turun gunung, memanjat pohon kelapa, menyebarangi sungai, dan aktivitas lainnya yang didukung oleh faktor geografis/topografi wilayah memberikan kontribusi yang besar terhadap setiap gerakan beladiri langga, yakni sikap pasang, pola langkah, kuda-kuda,belaan dan serangan. Dan setiap gerakan ini juga di perkuat oleh faktor psikologis dan sosiolagis masyarakat Gorontalo.
Kekuatan budaya gerak di masing-masing daerah di Gorontalo menujukkan ciri dan karakteristik gerak yang berbeda-beda. Terkadang tujuannya sama, misalkan untuk kegiatan naik gunung maupun turun gunung dengan tujuan agar naik gunungnya cepat dan tidak berat supaya tenaga tidak habis sebelum melakukan aktivitas berkebun atau ladang atau aktivitas melintasi sungai agar supaya tidak hanyut oleh terbawah air sungai. Kedua kebiasanya budaya gerak ini bisa kita lihat wujudnya dalam sikap pasang, kuda-kuda, serta pola langkahnya. Sedangkan budaya gerak belaan dan serangan kita bisa melihat dalam budaya gerak pemanjat kelapa atau memetik cengkeh, mereka lebih banyak mengunakan tangan satu untuk bergerak memetik kelapa.
Gerak budaya merupakan sebuah aktivitas gerak yang telah menjadi kebiasaan karena dilaksanakan dalam rangka upacara adat dan juga sebagai sebuah bentuk kebiasaan masyarakat untuk mencari nafkah. Kebiasaan gerak yang terus menerus akan memberikan motivasi gerak dengan adaptasi yang rutin dan akhirnya menjadi gerak yang otomatisasi.
Beladiri langga merupakan olahraga tradisional masyarakat Gorontalo yaitu adu ketangkasan untuk mengunci atau membuka kuncian (Walama). Yang diawali dengan proses pitodu selanjutnya di lakukan mo bayango atau latihan beladiri langga yang dimulai dengan posisi sikap, sikap pasang, yang dilakukan dengan belajar kuda-kuda serta pola langkah, selanjutnya di ajarkan belaan dan serangan.### Hartono Hadjarati