Langga Wujud Kekayaan Gerak Budaya Gorontalo
Foto Proses Mo bayango
Gorontalo kaya akan budaya gerak, tidak saja
berkaitan dengan upacara adat tetapi juga aktivitas untuk memenuhi kebutuhan
sehari-hari seperti berkebun, manjat pohon kelapa, menyebarang sungai, dan
tari-tarian, hampir semua bentuk budaya
gerak berdampak pada aktivitas beladiri langga. Demikian juga dengan faktor
geografis dan topografi daerah masing-masing berdampak pada aktivitas budaya
gerak dan memberikan kontribusi yang positif bagi perkembangan beladiri langga.
Hal ini bisa dilihat dalam wujud sikap pasang (mohudu) gerak ini di ilhami oleh kebiasan masayarakat Gorontalo
kita melakukan perjalanan naik-turun gunung dan menyebrangi sungai, yakni
gerakannya selalu serong. Tangan posisi di angkat untuk mendapatkan
keseimbangan ketiga melakukan turun gunung atau menyebrangi sungai.
Bukti dari seluruh aktivitas gerak budaya yang
nampak disetiap wilayah dalam Gorontalo seperti naik-turun gunung, memanjat
pohon kelapa, menyebarangi sungai, dan aktivitas lainnya yang didukung oleh
faktor geografis/topografi wilayah memberikan kontribusi yang besar terhadap
setiap gerakan beladiri langga, yakni sikap pasang, pola langkah,
kuda-kuda,belaan dan serangan. Dan setiap gerakan ini juga di perkuat oleh
faktor psikologis dan sosiolagis masyarakat Gorontalo.
Kekuatan budaya gerak di masing-masing daerah di
Gorontalo menujukkan ciri dan karakteristik gerak yang berbeda-beda. Terkadang
tujuannya sama, misalkan untuk kegiatan naik gunung maupun turun gunung dengan
tujuan agar naik gunungnya cepat dan tidak berat supaya tenaga tidak habis
sebelum melakukan aktivitas berkebun atau ladang atau aktivitas melintasi
sungai agar supaya tidak hanyut oleh terbawah air sungai. Kedua kebiasanya
budaya gerak ini bisa kita lihat wujudnya dalam sikap pasang, kuda-kuda, serta
pola langkahnya. Sedangkan budaya gerak belaan dan serangan kita bisa melihat
dalam budaya gerak pemanjat kelapa atau memetik cengkeh, mereka lebih banyak
mengunakan tangan satu untuk bergerak memetik kelapa.
Gerak budaya merupakan sebuah aktivitas gerak yang
telah menjadi kebiasaan karena dilaksanakan dalam rangka upacara adat dan juga
sebagai sebuah bentuk kebiasaan masyarakat untuk mencari nafkah. Kebiasaan
gerak yang terus menerus akan memberikan motivasi gerak dengan adaptasi yang
rutin dan akhirnya menjadi gerak yang otomatisasi.
Beladiri
langga merupakan olahraga tradisional masyarakat Gorontalo yaitu adu
ketangkasan untuk mengunci atau membuka kuncian (Walama). Yang diawali dengan proses pitodu selanjutnya di lakukan mo
bayango atau latihan beladiri langga yang dimulai dengan posisi sikap,
sikap pasang, yang dilakukan dengan belajar kuda-kuda serta pola langkah,
selanjutnya di ajarkan belaan dan serangan.### Hartono Hadjarati