BELADIRI
LANGGA TERSTANDARDISASI
Belajar
beladiri langga, praktis harus terlebih dahulu menguasai beberapa teknik dasar
sedangkan proses pitodu adalah suatu tradisi. Unsur gerak dasar (teknik dasar) beladiri
langga adalah teknik beladiri yang bisa digunakan seorang pelangga menghadapi dan
melumpuhkan serangan (bertahan atau belaan). Pelatihan teknik dasar ini lebih
bersifat “ wanu wiyo paI’yiolio adiye,
yio mohama odiye. pataO tiO odiye hamamu odiye ” pelatihan seperti ini
disebut Mo bayango. Mo bayango dalam beladiri langga berisi potongan-potongan
kemungkinan pembelaan diri yang diambil dari pengalaman perkelahian sebenarnya.
Bayango ini belum bisa jaminan pelangga akan mampu menghadapi setiap
kemungkinan serangan dalam perkelahian nyata, karena bagaimanapun bayango
hanyalah teknik dasar saja. Sedangkan pitodu disini hanya sebagai sugesti,
dalam ilmu psikologi adalah motivasi kepada pelangga.
Pelangga
pemula membutuhkan waktu 7 kali bayango dan 7 kali pitodu. Setelah teknik dasar
dikuasai, mulailah pelangga pemula merangkai potongan-potongan bayango untuk taraf lebih lanjut mo podipulato. Perangkaian bayango ini
sangat perlu mengingat kemungkinan serangan dari perkelahian nyata, dalam
situasi seperti ini tidak lagi membutuhkan analisis teoritis sebagaimana orang
baru di bayango namun akan bersifat intuitif dan lebih mengandalkan insting.
Gerakan pelangga akan mengalir begitu saja dan akan bersifat responsif terhadap
setiap agresifitas penyerang, ‘Madia
Mowali OkoreA, madi Lingahu’.
Buku
ini menyajikan hal-hal yang lebih representatif dan lebih komplet berkaitan
dengan beladiri langga, mulai dari sejarah, nilai-nilai filosofisnya, dan gerak
dasar beladiri langga yang sudah standar, mudah dan praktis untuk dipelajari
oleh siapapun.
Buku
ini sangat menunjang khazanah perkembangan beladiri langga terutama sebagai
panduan dan pedoman bagi para peminat, siswa, mahasiswa, Guru PJOK khusus di
lingkungan Pendidikan di Gorontalo serta masyarakat umum yang ingin mempelajari
beladiri langga dapat memanfaatkan buku ini sebagai pedoman.