Beladiri Langga dilandasi oleh 3 Domain Psikomotor, Domain Kognitif, Domain afektif
Beladiri langga dilandasi oleh domain Psikomotor. Gerakan Langga merupakan hasil dari proses yang
dimediasi secara kognitif pada pusat otak yang lebih tinggi (konteks motor),
kreativitas refleksif pada pusat otak, atau respon otomatis dalam sistem syaraf
pusat. domain psikomotor meliputi semua perubahan fisik dan fisiologis, Domain kognitif karena
perilaku gerakan Langga melibatkan hubungan antara pikiran dengan tubuh.
Interaksi timbal balik antara pikiran dengan tubuh bisa dikaji dalam inti
geraknya yakni “Totame ma’uitolo Popaii” gerak perseptual ini merupakan suatu
gerak yang dikontrol oleh gerak refleks yang merupakan bentuk gerak otot rangka
yang tidak memerlukan suatu unsur persepsi. Beladiri langga melibatkan perasaan
dan emosi (domain afektif ) yang bisa terlihat dalam diri pe Langga dan orang
lain melalui pola gerakan langga. Sebuah pola gerakan seperti yang didefinisikan
oleh Wickstrom (1983) adalah “sebuah kombinasi antara gerakan-gerakan yang
diatur menurut urutan ruang-waktu tertentu”. Suatu pola gerakan merupakan
serangkaian gerakan yang beraturan dan berhubungan. Lebih khususnya, sebuah
pola gerakan menggambarkan performa tentang sebuah gerakan yang terisolasi yang
didalam dan pada dirinya sendiri terlalu terbatas untuk diklasifikasikan sebagai
pola gerakan dasar. Sebuah pola dasar mengacu kepada performa
gerakan lokomotor dasar, manipulasi dan stabilisasi. Pola gerakan dasar
melibatkan perpaduan antara pola-pola gerakan antara dua segmen tubuh atau lebih.
Tendangan, pukulan, melempar, hindaran, dan berputar merupakan contoh pola
gerakan dasar. Walaupun istilah pola gerakan dan keterampilan
gerakan sering digunakan secara bergantian, namun keterampilan gerakan disini
dianggap sebagai pola gerakan dasar yang dilakukan dengan keakurasian,
ketelitian dan kontrol yang lebih besar. Dalam keterampilan gerakan,
keakurasian ditekankan dan gerakan asing dibatasi; dalam pola gerakan dasar,
gerakan ditekankan tetapi keakurasiannya dibatasi dan tidak perlu dianggap
sebagai tujuan. By Hartono Hadjarati
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
silakan tinggalkan saran dan kritik anda Odu olo