DudutaO Lo Langga
Oleh
Hartono Hadjarati
Secara
harfiah DudutaO berarti pondasi
langkah kaki, dari sudut pandang anatomi ia diartikan sebagai unsur terkecil
yang menjadi dasar pembentukan sebuah teknik yang biasanya berupa rangkaian
dari sebuah teknik kecil tersebut.
DudutaO akan sinkron dengan anatomi
daerah pinggul yang menjadi pusat sumber energi dan daerah penyeimbang tubuh
manusia, Pinggul seperti diketahui merupakan titik tengah dari tinggi badan
seorang manusia sehingga secara otomatis menjadi poros atau engsel penyimbang
tubuh. Analisis secara sistem pernafasan menunjukkan pinggul berada dalam sebuah
sudut menemukan tiga buah garis lurus, tepat di bawah jantung dan paru-paru
yang merupakan organ pengelolah oksigen dalam darah yang memperduksi tenaga.
Pinggul juga berada dekat sekali dengan pangkal sendi selangkangan yang
menggerakkan seluruh aktifitas organ tubuh bagian bawah. Pinggul juga memiliki
persendian sendiri (tulang Panggul) yang berfungsi besar dalam menompang organ
tubuh bagian atas serta dilewati jaringan otot perut yang berhubungan dengan
hampir semua jaringan otot penggerak tungkai (tangan dan kaki).
Pada saat melakukan dudutaO apa pun
seluruh anggota tubuh haruslah dalam posisi dan kondisi mohudu dan mohemeto tanpa
ketegangan sedikit pun. Bersamaan dengan memulai gerakkan harus dilakukan
pengambilan napas lewat hidung yang kemudian dimanfaatkan secara terfokus
sumber energi dengan jalan pengerasan daerah perut sebagian bawah secara cepat
dan pada saat gerakan sudah sempurna bentuk dan arahnya napas dikeluarkan lewat
mulut sambil mengeraskan anggota tubuh yang berkaitan dengan dudutaO.
Namun hal ini akan sempurna lagi
bila kita memahami gerak arah dan perpindahan energi dalam DudutaO dengan pendekatan analisis biomekanik dengan hukum gerak.
Hampir 90 persen dudutaO bergerak
dalam lintasan sebuah garis lurus. Ini berarti sesuai dengan hukum geometri
matematika yang berbunyi ‘ jarak terdekat di antara dua buah titik adalah
sebuah garis lurus, maka lintasan dominan dalam garis lurus itu bertujuan
sebagai penunjang kecepatan yang maksimum, efisiensi tenaga seminimum mungkin
meminimalisasi kegoyahan/ketakstabilan yang terjadi.
Semua perpindahan energi dalam dudutaO mirip dengan apa yang disebut
sebagai jenis tenaga potensial dalam fisika dasar. Pada sebuah dudutaO dilakukan dalam gerakan yang
lambat akan terlihat dengan jelas pemutaran sebuah tubuh dalam rotasi kira-kira
180 derajat dengan diiringi dorongan energi berasal dari pinggul yang berputar
45 derajat atau 90 derajat.
Nakayama dalam ( Abdul
Wahid, 2007) menyebutkan ada tujuh unsur yang memegang peranan sangat penting
dalam membentuk dudutaO yang sempurna. Yakni 1) Bentuk yang benar, 2).
Keseimbangan tenaga dan kecepatan, 3). Konsentrasi dan relaksasi yang tepat, 4).
Pelatihan kekutan otot, 5). Irama dan pengaturan waktu dalam sebuah gerakan, 6).
Pernapasan yang kontributif dan efisisensi, 7). Peran pinggul yang seoptimal
mungkin.