Analisis
Motor Learning Dalam Beladiri Langga
Oleh
Hartono Hadjarati
Belajar
gerak merupakan salah satu bagian dari kajian ilmu keolahragaan yang dikaji
tentang fenomena manusia yang mempelajari atau berusaha menguasai
gerakan-gerakan tubuh atau meningkatkan keterampilan gerak tubuhnya.
Pengetahuan tentang teori belajar gerak merupakan sebagian dari landasan ilmiah
yang diperlukan oleh guru atau pelatih untuk dapat melakukan pelatihan. Belajar
gerak adalah belajar yang diwujudkan melalui respon-respon muscular dan
diekspresikan dalam gerakan tubuh (lankor,2007:83)
Unsur
gerak dasar beladiri langga Gorontalo belum teridentifikasi, sebagai ciri khas
suatu gerak beladiri, agar memudahkan untuk melakukan pengembangan gerak
keterampilan beladiri itu sendiri. Gerak keterampilan adalah gerak yang
mengikuti pola atau bentuk tertentu yang memerlukan koordinasi dan kontrol
sebagian atau seluruh tubuh yang bisa dilakukan melalui proses belajar. Agar pelangga
mampu melakukan gerak secara efisien dan efektif.
Gerak
efisien adalah gerak yang menopang keberhasilan penampilan olahraga. Bila gerak
itu efisien, dapat diasumsikan bahwa tekniknya benar, akan menimbulkan gerakan
yang indah, gerakanya kelihatan ringan, dilakukan tanpa ketegangan yang
berarti, rileks, mulus, berirama dan bersinabungan. Kemampuan gerak pelangga
yang khas hasil dari interaksi kompleks dari pengaruh keturunan dan lingkungan.
Gerakan
manusia dapat diamati karena adanya perubahan posisi tubuh atau anggota tubuh
dalam ruang dan waktu. Gerakan manusia terjadi dalam berbagai bentuk, seperti
unsur gerak dasar dalam beladiri langga.
Semua gerakan terjadi karena dipengaruhi oleh sejumlah gaya. 3 unsur yang
menyebabkan terjadinya gerakan pada manusia yakni tulang sebagai penggerak dan
pelindung organ dalam, otot sebagai sumber penggerak dan persendian yang
memungkinkan terjadinya gerakan, serta mempertahankan kelenturan kerangka
tubuh.
Belajar
teknik beladiri langga, pelangga harus terlebih dahulu menguasai beberapa
teknik dasar. Teknik-teknik tersebut adalah beberapa kemungkinan serangan dan
bagaimana pelangga menghadapi dan melumpuhkan serangan tersebut. Pengajaran
teknik dasar ini lebih bersifat petunjuk praktis, misal seperti ini guru langga
berujar “bila kamu menghadapi serangan begini, kamu akan melakukan begini, bila
kamu dibeginikan, kamu harus begitu” teknik pelatihan seperti ini dalam motor learning disebut kemampuan
perseptual. Kemampuan perseptual adalah kemampuan menginterprestasikan stimulus
yang diterima oleh organ indera. Kemampuan perseptual berguna untuk memahami
segala sesuatu yang ada disekitar, sehingga seseorang mampu berbuat atau
melakukan tindakan tertentu sesuai dengan situasi yang dihadapi, misalnya
seorang pelangga mendapat serangan, pelangga dapat mampu melihat serangan dan
memahami situasi serangan, sehingga pelangga dapat menghadapi dan melumpuhkan
serangan tersebut.
Metode
pelatihan di atas disebut mo bayango,
arti kata mo adalah melakukan
sedangkan bayango adalah bayangan,
jadi mo bayango artinya belajar
gerakan langga dengan bayangan. Mo
bayango ini berisi potongan-potongan gerakan untuk pembelaan diri pelangga,
yang diambil dari perkelahian sebenarnya. Bayango-bayango
ini belum bisa menjamin pelangga akan mampu menghadapi setiap kemungkinan
serangan dalam perkelahian nyata. Karena bagaimanapun bayango hanyalah teknik dasar saja.
Setelah proses pelatihan mo bayango ini diharapkan kepada
pelangga untuk terus belajar gerakan yang telah dipelajari terus-menerus dengan
merangkai potongan-potongan gerakan di atas menjadi suatu gerakan yang
bersambung, bagai air mengalir, karena pada prinsipnya serangan dalam beladiri
langga dilakukan tanpa putus-putus tapi simultan tanpa putus bagai alir
mengalir, sampai lawan menyerah kalah.
Mo
bayango adalah untuk memberikan latihan pada otot untuk memiliki
memory terhadap gerakan yang kita inginkan. Namun demikian kemampuan refleks
harus keluar dan teruji di dunia nyata dalam hal ini di representasikan dalam
latihan tanding. semakin banyak bertanding maka refleks bertarung di dunia
nyata jadi terasah, untuk mrndapatkan refleks bertarung yang sesuai dengan
kaidah beladiri langga maka harus dengan latihan. Jadi akhirnya setelah kita
membentuk form akhirnya kita akan formless karena apa yang kita gerakkan adalah
semata-mata refleks dari tubuh kita yang telah kita bentuk refleksnya dengan mo bayango.### savelanggagorontalo
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
silakan tinggalkan saran dan kritik anda Odu olo