Rabu, 02 September 2015

Monumen Langga Gorontalo


Terimakasih di Ucapkan kepada Pemerintah Provinsi Gorontalo Bapak Gubernur dan Wakil Gubernur Gorontalo yakni Bpk Rusli Habibie dan Bpk Dr. Idris Rahim (NKRI) yang telah membuat Monumen Langga semoga ini sangat bermanfaat untuk pelestarian Budaya khas Gorontalo di bidang beladiri. sebagai hadiah HUT kemerdekaan ke 70 RI tahun 2015

Monumen Beladiri Langga Gorontalo
2015

Selasa, 18 Agustus 2015

3 Landasan Beladiri Langga

Beladiri Langga dilandasi oleh  3 Domain Psikomotor, Domain Kognitif, Domain afektif


Beladiri langga dilandasi oleh domain Psikomotor. Gerakan Langga merupakan hasil dari proses yang dimediasi secara kognitif pada pusat otak yang lebih tinggi (konteks motor), kreativitas refleksif pada pusat otak, atau respon otomatis dalam sistem syaraf pusat. domain psikomotor meliputi semua perubahan fisik dan fisiologis, Domain kognitif karena perilaku gerakan Langga melibatkan hubungan antara pikiran dengan tubuh. Interaksi timbal balik antara pikiran dengan tubuh bisa dikaji dalam inti geraknya yakni “Totame ma’uitolo Popaii” gerak perseptual ini merupakan suatu gerak yang dikontrol oleh gerak refleks yang merupakan bentuk gerak otot rangka yang tidak memerlukan suatu unsur persepsi. Beladiri langga melibatkan perasaan dan emosi (domain afektif ) yang bisa terlihat dalam diri pe Langga dan orang lain melalui pola gerakan langga. Sebuah pola gerakan seperti yang didefinisikan oleh Wickstrom (1983) adalah “sebuah kombinasi antara gerakan-gerakan yang diatur menurut urutan ruang-waktu tertentu”. Suatu pola gerakan merupakan serangkaian gerakan yang beraturan dan berhubungan. Lebih khususnya, sebuah pola gerakan menggambarkan performa tentang sebuah gerakan yang terisolasi yang didalam dan pada dirinya sendiri terlalu terbatas untuk diklasifikasikan sebagai pola gerakan dasar. Sebuah pola dasar mengacu kepada performa gerakan lokomotor dasar, manipulasi dan stabilisasi. Pola gerakan dasar melibatkan perpaduan antara pola-pola gerakan antara dua segmen tubuh atau lebih. Tendangan, pukulan, melempar, hindaran, dan berputar merupakan contoh pola gerakan dasar. Walaupun istilah pola gerakan dan keterampilan gerakan sering digunakan secara bergantian, namun keterampilan gerakan disini dianggap sebagai pola gerakan dasar yang dilakukan dengan keakurasian, ketelitian dan kontrol yang lebih besar. Dalam keterampilan gerakan, keakurasian ditekankan dan gerakan asing dibatasi; dalam pola gerakan dasar, gerakan ditekankan tetapi keakurasiannya dibatasi dan tidak perlu dianggap sebagai tujuan. By Hartono Hadjarati

Rabu, 05 Agustus 2015

Rabu, 01 April 2015

Kekuatan Feeling dalam Beladiri Langga


                                                                          Oleh      
Hartono Hadjarati


Beladiri langga kekuatanya berada pada feeling, Proses Pitodu kalau dikaji secara ilmiah bisa dimaknai sebagai pelatihan akan gerak refleks. Karena beladiri langga, dilihat dalam karakter beladirinya dia masuk ke Defense dari pada ke ofense ”diamai okorea delo ta o langga” mengunakan feeling dalam beladiri langga hal yang mutlak. Feeling dalam beladiri artinya penguasaan diri dan musuh melalui irama, hawa, energi, terhadap kekuatan yang dipancarkan oleh serangan musuh. latihan pengembangan feeling dilakukan melalui jurus lembut/mengandalkan rasa, teknik berpasangan dengan gerakan tangan menempel/melekat. Oleh karena itu dalam proses pasialio atau hebayanggo lio. Guru langga dan muridnya ketika dalam latihan gerak tangan mereka saling menempel. Yang pertama dilatih refleksnya ke mudian meningkat ke feeling. Karena Daerah Gorontalo lebih dominan perbukitan maka beladiri langga sangat kuat dalam kuda-kuda. ### Hartono Hadjarati

Minggu, 08 Maret 2015

Belajar Beladiri Langga Gorontalo

Oleh
Hartono Hadjarati


Kebanyakan para pemula memperagakan beladiri langga Gorontalo hanya sebagai sebuah olah tubuh yang biasa saja. Bukan sebagai pengekspresikan karakter yang menyampaikan pesan filosafis. Apabila hal ini disadari lebih awal, maka bukan merupakan hal yang mustahil seorang pemula dapat membawakan teknik beladiri langga dengan apik.  Menghidupkan sebuah beladiri langga memerlukan penguasaan dasar, teknik dan penjiwaan beladiri. Ibarat sebuah pohon, seorang pe’langga harus memiliki akar dasar sikap yang kuat. Tumbuh menerobos ke dalam tanah, serabut menyebar luas menggenggam tanah.  Dengan dasar beladiri langga yang kuat, seorang pe’langga akan dengan mudah untuk tumbuh berkembang mempelajari berbagai jenis gerak beladiri langga baik itu teknik klasik maupun teknik modifikasi. Sebagai sebuah tolak ukur, seorang pemula hendaknya mengetahui tiga kekuatan yang harus dikuasai seorang pendekar : Wiraga, Wirama, dan Wirasa.